Navigation

Sistem Pertanian Mina Padi Lebih Efisien

Menurut Manajer Proyek Iwins, salah satu program Field Indonesia yang menangani masalah air bersih dan sanitasi serta pertanian berlandaskan penggunaan air, Arief Rahman Hakim, pada awal sistem tanam ini diperkenalkan sempat muncul resistensi dari petani.
Arief mengatakan, saat itu sejumlah pertanyaan terlontar mulai dari apakah tidak boros air, mengurangi produksi padi, hingga memperbanyak tenaga kerja. Seperti diketahui, sistem pertanian mina padi merupakan penggabungan antara ikan dan padi dalam satu lahan sehingga saat panen, petani bisa mendapatkan keuntungan ganda.
“Dari hasil analisis usaha tani secara teliti akan diketahui hasilnya. Produksi padi tidak mengalami penurunan, minimal sama dengan hasil pertanian konvensional. Tapi dengan sistem SG ini ongkos produksi seperti pupuk dan pestisida menurun. Di satu sisi, cara ini membawa dampak ekonomi berupa keuntungan ganda bagi petani dan di sisi lain kondisi lingkungan terjaga,” kata Arief.
Ia berharap ke depan, petani bisa mengambil manfaat lebih dari sawah, bukan sekadar penghasil karbohidrat, melainkan juga ada unsur lain seperti protein. Melihat keuntungan yang diperoleh begitu besar dari sistem mina padi, model pertanian tersebut saat ini tidak hanya tersebar di Kelurahan Kebonagung, tetapi juga sudah merembet ke Desa Sumberejo yang masih dalam satu Kecamatan Purwosari, Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Secara terpisah, Lurah Kebonagung, Pasuruan yang wilayahnya menjadi percontohan mina padi SG, M. Nazid, mengatakan bahwa banyak kelebihan yang diperoleh petani dari sistem mina padi antara lain mengurangi biaya pemupukan dan penyemprotan hama. Semua itu dieliminasi dan digantikan dengan bahan organik.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments: